Izin Ke Rusia

Izin Superior dan Izin Uskup

Ini lanjutan cerita tentang Pijakan Terakhir ya.

 

Mereka bertiga punya keinginan membara yang sama untuk sampai Rusia. Sebetulnya ketika Polandia dijajah Rusia, artinya mereka sudah masuk Rusia. Tapi bagi Ciszek hal itu tidak menggembirakan. Ia menginginkan masuk ke jantung Rusia, bukan di pinggiran doang. Karena superior mereka di Lvov, mereka harus meminta ijin ke sana. Nestrov dan Makar berangkat duluan, seminggu kemudian Ciszek dijemput Makar untuk ke Lvov. Buruknya transportasi (kereta) membuat perjalanan ke Lvov penuh perjuangan dan Makar menunjukkan kegilaanya sebagai seorang Georgia (Rusia asli). Begini tulis Ciszek cerita tentang Makar.

These incidents were typical of Makar. I remember another occasion, later in Lvov, when he and I were stopped at gunpoint by a member of the NKVD as we returned from a journey late at night. Makar was furious; if he was at all nervous, it was not apparent. He proceeded to tell a long, involved story and scolded the secret service man for accosting two “Party members” in the middle of the night with drawn gun. Finally, out of fright or perhaps bewilderment, the man let us go. The same thing happened now. The official found us a berth and promised we wouldn’t be disturbed, and so we traveled to Lvov in style, arriving well rested after a good night’s sleep. (hal. 40)

(Pastor panjang akal begini ya.)

Keadaan perang dimanapun tidak menyenangkan. Three Musketeers tetap bersama mengingat kondisi Jesuit di Lvov sendiri juga kesulitan. Para Jesuit di Lvov hanya menempati petak kecil dari gedung seminari miliknya sendiri, sisanya berbagi dengan tentara Rusia. Para Jesuit juga harus menghidupi diri dengan mencari uang sendiri. Ciszek mencari uang sebagai pengemudi truk jasa pindahan para gangter perang. Pada kenyataannya para gangster  itu bukan memindahkan barang-barang, tepatnya merampok. Itu disadari oleh Cizcek. Pokoknya cari duit buat pergi ke Rusia.

Mimpi tentang Rusia terus mereka pertahankan dan disampaikan kepada superior mereka di Lvov. Mereka melihat ada kesempatan karena ada gelombang besar-besaran migrasi ke Rusia sebagai tenaga kerja di Urals. Superior menyetujui tetapi harus dapat ijin dari Uskup Agung Lvov untuk Ritus Timur Metropolitan Shepticki. Uskup Agung sangat senang dengan antusias mereka tetapi juga memberikan peringatan bahwa  keinginan mereka itu bukan hal yang mudah apalagi dalam situasi perang.

Uskup akhirnya memberikan ijin untuk masuk Rusia dan mempelajari segala sesuatunya. Begini tulis Ciszek:

“I’ll tell you what, suppose we try it for a year. I’ll give you permission to try to enter Russia, but you must be very careful and take no chances. Your object must be simply to study the situation and see whether it is really possible to do much priestly work in Russia. Lord knows,the people need you.” (hal. 43)

Bahkan beliau memberikan masukan mengenai kondisi Rusia. Atas ijin itu maka mereka bertiga merancang bagaimana cara masuk Rusia. Pertama tentu mendapatakan KTP Polandia sebab tidak mungkin menggunakan paspor Amerika ato Polandia. Bukan suatu hal yang sulit bagi Makar untuk mendapatkan itu semua. Nestrov dan Cizsek harus membuat ‘biografi baru’ yang menyakinkan mengapa mereka mau bekerja di Urals. Saat itulah Ciszek memilih nama “Wladimir Lypinski”, seorang duda Polandia yang kehilangan keluarganya karena serangan udara Jerman. Sedang Nestrov memilih nama “Kuralski”.

KTP itu mereka gunakan untuk melamar ke agen pengarah tenaga kerja ke Urals. Mereka bertiga langsung diterima dan dijanjikan seminggu kemudian akan berangkat ke Rusia untuk bekerja di perusahaan kayu. Cukuplah waktu untuk berpamitan. Paspor mereka tinggalkan di Jesuit Lvov dan oleh Superior Jesuit di Lvov, Ciszek diangkat sebagai superior dalam misi mereka bertiga. Mereka juga mengunjungi Uskup Agung Shepticki kembali untuk menyampaikan apa yang mereka sudah jalankan, apa yang mereka rencanakan dan berpamitan.

As a final safeguard, the Archbishop tore a page from a book, tore it in half again, then gave us half the page and kept the other half himself. If we sent anyone to him with a message, he told us, or especially if we sent any candidates for the seminary to him from the Urals, we were to send along a piece of that page so it could be matched against the half sheet kept by the Archbishop to prove that the man or message had indeed come from us. (hal. 45)

(Kayak di cerita-cerita silat).

Uskup memberikan berkat dan mereka semua selalu berkaca-kaca mengingat kejadian tersebut.

Dari agen tenaga kerja diberitahukan perjalanan ke Chusovoy akan memakan waktu dua minggu hingga dua bulan dengan perjalanan darat. 15 Maret mereka bertiga mulai perjalanan ke Rusia, sesuatu yang mereka tunggu-tunggu selama ini. Mereka sudah mendapatkan semua, ijin, restu, berkat, bahkan juga bekal. Saat itulah perjalanan ke Rusia dimulai.

Cerita ini putus di sini dulu. Berikutnya cerita soal perjalanan, kerjaan dan keadaan Rusia tentunya.

One thought on “Izin Ke Rusia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *