Masuk ke Rusia Sungguhan

(Cerita perjalanan adalah cerita yang sangat mengasyikan, tidak dapat saya tuliskan semua. Tentu ini cerita lanjutan dari izin yang sudah diberikan superior maupun uskup.)

Ciszek aka Lypinski dan Nestrow atawa Kuralski jadi berangkat menggunakan kendaraan yang sudah dimodifikasi. Sedangkan Makar masih ditinggal, toh dia gampang ke Rusia karena asli Georgia. Saya kok sulit membayangkan mobil itu bagaimana bentuknya, karena bisa diisi oleh dua puluh lima orang, apakah sebangsa truk atau container? Bagaimana dengan atapnya ? Biar gak membingungkan begini Cizsek menuliskannya:

Boxcar 89725 had two rows of rough plank bunks along the walls (“upper and lower berths”, Makar called them), straw on the floor, and a ventilator at the top of the car. The only other furnishings were an old punctured oil drum, which served as a stove, and a slop bucket to serve as a toilet. There were no windows. The cracks in the side walls were big enough to see through, however, and equally drafty. (hal. 46)

(Mungkin kalo ada waktu, ditanya paman gugel juga bisa memberikan fotonya. Tapi belum sempetlah. Semoga teman-teman bisa membayangkan kendaraan tersebut atau malah membantu saya mencarikan gambarnya.)

Resminya kendaraan itu adalah untuk para pencari kerja namun kenyataannya seperti kendaraan pengungsi. Penumpang di dalamnya kebanyakan Yahudi dan beberapa dari mereka adalah keluarga besar: buyut, kakek, nenek, ayah, ibu, dan anak-anak. Semua berangkat bersama. Jelas ini sebuah perjalanan pengungsian bukan pencari kerja. Perjalanan yang panjang itu semakin lama karena harus sering mengalah dari kendaraan atau kereta untuk keperluan industri. Jika berhenti, kesempatan mereka untuk menghilangkan penat, membeli makanan, mencari air bersih, membuang kotoran dan sebagainya.

Pada kenyataannya mereka oleh orang-orang tempat mereka berhenti dianggap pengungsi sehingga mereka mengalami kesulitan untuk membeli makanan. Orang kampung cepet berhitung, mungkin makanan yang mereka punya juga tidak cukup untuk mereka apalagi jika harus dibagi (dengan cara dibeli) oleh para pengungsi. Sebuah kenyataan yang normal di jaman perang. Banyak cerita kecil mengenai perjalanan ini. Misalnya cerita tentang seorang komunis Polandia yang merasa perjalanan ke Rusia, induknya komunis, adalah perjalanan ke tanah terjanji, penuh harapan dan keindahan.

Setelah empat hari perjalanan, 19 Maret mereka mulai meninggalkan wilayah Polandia dan memasuki Russia. Tulis Cizsek:

I do remember that it was the feast of St. Joseph, March 19th. And I do remember, too, nudging Nestrov in the ribs and saying softly, as I had said at the Archbishop’s palace in Lvov, “There you are—Russia in the spring!” (hal. 49)

Berikutnya sebuah catatan yang mungkin juga pernah dirasakan oleh mereka yang pergi meninggalkan tempat kediaman. Saya rasa semua pernah mengalami, Ciszek menulis begini:

We looked at each other for a moment in silence. There was no way of knowing what the future would bring, but we were doing at last what we had dreamed so many years of doing. It didn’t matter if no one else in that boxcar knew we were priests. We knew it. Crossing the border gave me a strange sense of exhilaration and, yet, of loneliness, of a beginning and an end to the life we had known. I couldn’t help wondering whether, like so many priests before us, we would be asked to give our lives for the faith. I remember falling asleep that night repeating to the clicking rhythm of the train wheels, “I am ready. I am ready. I am ready.” (hal. 49)

(Pertama kali ke Jakarta untuk kuliah, yang terasa hilang waktu itu adalah kokok ayam jantan saya digantikan azan subuh !)

Perjalan dari Lvov ke Ural melewati: Vinnista, Kiev, Bryanks, Kaluga, Gorki, Kazan, Ufa, dan berakhir di Chusovoy di (lereng?) Urals dalam waktu dua minggu. Selama dua minggu tersebut mereka, ber-25 orang itu, berbagi cerita, berbagi harapan akan hidup lebih baik di Urals. Dan mereka begitu gembira dapat mengakhiri perjalanan di Chusovoy meskipun perjalanan penuh kesulitan bahkan keraguan akan kecukupan bekal yang mereka siapkan. Kini mereka menyambut hidup baru.

Ada banyak cerita kecil dalam perjalanan tersebut, kalo itu semua saya ceritakan saya bisa kena tegur penerbit. Harus minta izin secara khusus, bagaimana pun itu buku ada copyright-nya. Bagi yang penasaran silakan beli bukunya ya. Ini bukunya: 

Tentu cerita ini masih akan berlanjut, tapi akan lebih melompat-lompat saja biar tidak terlalu panjang nanti ini cerita. Bayangkan kalau ditulis terus bisa sampai 1000 episode, membayangkannya saja sudah bikin malas hehehhehhheheheh

One thought on “Masuk ke Rusia Sungguhan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *