Yesus Guyon

Ini tulisan sudah versi yang ketiga. Pertama dalam bahasa Jawa, tetapi tidak tayang. Kemudian diedit, diubah dalam bahasa Indonesia, tayang di sini tetapi termasuk yang hilang karena kerusakan raspi server. Pada hari ini ingat pernah ada baca tentang Yesus yang suka guyon, edit lagi ketiga dan siap tayang.

Mat 11:7 Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari?

Yesus ternyata suka guyon juga ya. Mosok ke padang gurun kok lihat buluh yang digoyangkan angin kian kemari. Bisa lebih kontemplatif ada bahasa lagu Ebiet G. Ade: tanyalah kepada rumput yang bergoyang.

Mat 11:8 Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja.

Kowe padha menyang ara-ara samun kae arep weruh apa? Glagah katiyup ing angin. (Lukas 7, 24)

Kowe dhek menyang ing ara-ara samun kae padha arep werup apa? Glagah mobat-mabit ketiyup ing angin? (Mat 11:7)

Dagelan, lawak, lelucon itu menjadi lucu karena logikanya berbelok, berbeda atau tidak sampai (dagel). Misal ketika ada yang menyerobot antrian (atm, nasi uduk, dll) maka yang diserobot. Terjadi percakapan begini.

Penyerobot: saya perlu ambil uang (atm), anak saya mau sarapan sebelum sekolah, atau yang lain.
Yang diserobot komentar: emang kita semua di sini nunggu datangnya kiamat?

Nah logika yang tidak nyambung itu jadi lucu, bahan lawakan.

Hidup dan perkataan Yesus penuh wibawa. Pastinya. Tapi ketika menemukan potongan ayat Injil yang memperlihatkan bahwa Yesus ternyata guyon juga. Mungkin bukan melawak seperti standup comedy, tapi kata-kataNYA emang lucu.

Yohanes Pembabtis mengirim dua orang murid untuk bertanya ke Yesus: apakah mereka masih harus menunggu orang lain? Bukan jawaban Yesus ke murid Yohanes yang bikin senyum, silakan baca sendiri. Tetapi setelah mereka pergi, Yesus menyampaikan kepada orang-orang yang masih merubungNYA.

Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: “Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? atau versi bahasa Jawa: Kowe dhek menyang ing ara-ara samun kae padha arep werup apa? Glagah mobat-mabit ketiyup ing angin? (Mat 11:7).

Tentu kita bisa melihat dari banyak sudut dan segi pandangan. Tapi biarlah kali ini dilihat dari sudut guyonan saja.

Bacaan Injil hari ini (17/01/25) diambil dari Injil Markus 2: 1-12, tentang Yesus menyembuhkan orang lumpuh. Tentang Yesus menyembuhkan orang sakit sudah pastilah bisa dipahami. Tetapi pada bacaan ini orang sakit itu ditandu teman-temannya dan tidak dapat masuk ke rumah di mana Yesus mengajar karena penuh dengan pendengar. Tidak kurang akal, teman-temannya memanjat rumah, membuka atap, dan menurunkan si sakit itu tepat di depan Yesus. Apa kata Yesus: Ketika Yesus melihat iman mereka berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu, “Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni (Mrk. 2:5).

Pernah baca bahwa ini juga guyon Yesus. Dosa karena telah membuka atap rumah orang!

Tentu banyak tafsir lain yang mungkin lebih dapat diterima, tetapi menafsirkan bahwa itu guyon Yesus rasanya boleh juga dan menyenangkan.

Doa pendek: Gusti paringana manah kang jembar tanpa wates lan guyonan tanpa ngasorake liyan ing urip bebrayan iki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *