Ambillah Tuhan, dan terimalah semua kebebasanku, ingatanku, pengertianku, dan seluruh kehendakku, semua yang aku punya dan miliki. Engkau telah memberikan segalanya untukku. Kepada-Mu, ya Tuhan, aku mengembalikannya. Semua adalah milik-Mu, buatlah itu sepenuhnya menurut kehendak-Mu. Beri aku cinta dan rahmat-Mu, karena ini cukup bagiku. (Suscipe - Ambillah, Doa oleh Ignatius Loyola)
Beberapa waktu belakangan ini tersadar: kok jadi sering lupa. Lupa atas kegiatan yang sudah atau akan dilakukan, lupa nama seseorang atau barang atau tempat, lupa kata yang hendak diucap, dan lain-lain. Tidak benar-benar hilang, karena beberapa saat setelah tidak berusaha keras untuk mengingatnya, malah jadi ingat. Kadang membutuhkan google untuk menemukan apa yang hendak dikatakan. Ini tidak terlalu susah karena kadang satu kata itu (nama tempat atau barang) tidak terbayang di otak tetapi kejadian atau hal yang berhubungan dengannya malah ingat sekali. Betul hanya lupa satu kata saja. Bisa jadi jembatan untuk bertanya ke google.
Tentu banyak hal yang menjadi bermasalah karena lupa itu tadi. Meski tidak benar-benar masalah karena hanya menyangkut waktu yang lebih banyak untuk ingat atau tersadar. Mungkin memang sirkuit di otak yang sudah tidak secepat jaman muda dulu. Umur yang bertambah memang menghendaki segalanya menjadi lebih lambat. Disadari betul hal itu. Sudah berdamai dengan masalah lupa, lupa karena umur.
Tapi ketika membaca doa Suscipe itu, mendaraskannya pada doa pagi, tersadar mempersembahkan ingatan kembali kepada Tuhan untuk digunakan seturut kehendak-Nya. Tidak lagi mengeluh: kok sering lupa. Tersadar bahwa kelupaan dan memori itu sudah dipersembahkan kepada Allah yang adalah Pemilik Sejati. Penuh syukur atas rahmat yang diberikan dan diterima pada hari-hari yang sudah berjalan.
Bukan hanya berdamai dengan lupa tetapi lebih dari itu, bahwa ingatan yang kadang hilang itu juga menjadi persembahan yang layak untuk dapat lebih menghayati rasa penuh syukur atas berkat yang sudah diterima. Amin