Persiapan Mudik Maret 2018

Sudah sekitar dua minggu Pawi ngajak ngobrol soal Cangkringan. Pulang ke Cangkringan. Mudik, main.

Bener juga. Minggu siang kami dimandikan. Tanda-tanda nih. Buni mandiin kami jarang-jarang. Biasanya dihandukin dan lap pakai kanebo kalau kami kotor atau basah. Tapi kalau pakai dimandiin, pasti deh kami mau diajak pergi.

Aku dimandiin duluan dan Robyn lari-lari kegirangan sekalian ngejek aku. Padahal nanti dia juga kebagian dimandiin. Robyn selalu begitu, ndak inget kalau kita berdua, pasti bakalan dimandiin semua. Selalu berdua.

Ndak selalu berdua. Pagi agak siang tadi aku diajak Buni dan Pawi buat menicure dan pedicure. Bener, sumpah. Bukan karena aku jantan metro main meni pedi. Tapi karena aku polidactily, tumbuh jari kaki tambahan di kaki belakang. Kanan maupun kiri.

Jari tambahan itu gak pernah kepakai, jadi kukunya panjang. Gak kayak jari biasa yang karena dipakai jalan atau lari, kukunya tak pernah panjang. Panjangnya sampai nusuk daging. Belum sampai sakit sih, soalnya Pawi atau Buni pasti sudah ribut kalau sudah nempel daging.

Pawi sendiri gak berani motong kuku itu. Pasti aku dibawa ke salon anjing di Granada situ. Sekalian potong kuku pasti juga bersihin kuping. Biasanya ongkosnya 20ribu kata Pawi. Pulang dari meni pedi, Robyn pasti gak terima. Aku dibauin gak abis-abis. Itu sekalinya aku dan Robyn dibedain.

Bener khan, abis aku selesai diandukin dan diajak jalan berjemur biar kulit gak jamuran kata Pawi, Robyn mulai dimandiin. Karena nakal, Buni sering pakai kata-kata keras. Ndak kayak pas mandiin aku.

‘Mobil di service, utamanya rem dicek deh’.

‘Besok kita coba, bawaan diatur mepet pintu bagasi. Jadi Robyn Kikhu ndak bisa naik ke bawaan.’

‘Jangan lupa bawa telor dan beras, biar gak kelaparan pas malem atau paginya, gegara malas keluar. Di rumah sana gak ada apa-apa.’

‘Pajo udah diingetin? Datangnya Kamis pagi aja, sekalian mbenerin genteng melorot. Kita punya pilihan pulang Kamis malam, dinihari, atau subuh.’

Begitu pembicaraan Pawi Buni menyangkut persiapan mudik kali ini. Mereka selalu menyiapkan segala sesuatu dengan baik. Jarang dadakan, apalagi kalau bawa kami berdua. Itulah persiapan mudik kali ini.

Tapi abis mandi aku diejek karena buluku tak seputih punya Robyn.

Aku bilang, “tunggu aja sehari, apa putih bulunya Robyn masih bisa dibanggakan?” Kutahu Robyn sukanya main blusukan, bulunya cepat kotor. Hari berganti, berganti. Ceritanya, nanti lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *