Dan Akhirnya: Ditangkap

Ini masih lanjutan cerita sebelumnya: Sembunyi -Sembunyi Sebagai Pastor.

Ketika Ciszek sudah jadi pengemudi truk dan mempunyai kesempatan untuk bertemu lebih banyak lagi dengan warga Rusia di luar pabrik pun masih harus hati-hati. Warga di situ terbuka untuk bercerita tentang Tuhan, tentang kerinduan akan ekaristi. Sebagai seorang pastor tentu ada rasa ingin membantu mereka tetapi Ciszek inget pesan uskupnya: hati-hati.

Hanya seorang di rumah sakit di Chusovoy yang sering dikunjungi Ciszek yang tahu bahwa dirinya seorang pastor. Pikirnya mungkin memberikan kesenangan batin (konsolasi) bila dia tahu bahwa dirinya seorang pastor. Ciszek juga berharap bisa memberikan pengakuan dosa atau pengurapan orang sakit untuk mereka yang sedang sakit dan membutuhkan doa-doa di rumah sakit itu. Pada kenyataannya Ciszek hanya bisa hadir di ruang tunggu yang selalu ramai sehingga tidak memungkinkan mewujudkan harapanya.

Januari 1941, secara mendadak Nestrow dan Ciszek dipindahkan ke Chusovoy. Benar-benar mendadak bahkan terburu-buru harus mengepak barang yang tidak seberapa dan berangkat. Sedikit ada curiga bahwa pengawas pekerja yang membuat itu semua, tapi terasa aneh karena ya hanya Ciszek dan Nestrov yang dipindahkan ke Chusovoy saat itu. Pekerjaan tetap sama seperti ketika datang di Teplaya-Gora, bedanya sekarang terasa lebih bebas untuk membeli makanan.

Di Chusovoy mereka ditempatkan dalam barak yang berisi lima orang bersama satu orang Yahudi dan dua orang lain Polandia. Begini Ciszek menggambarkan teman-temannya itu.

We shared a room in the barrack with a Jew named Valery and two Poles. One of the Poles, Fuchs, was a thin, emaciated man with black hair and tightly drawn lips. He wore a pincenez on his narrow nose and seemed to be always squinting through them, like a caricature of a scholar. Actually, he was a former railway official from Vilna, who now worked as an accountant in the camp office with Nestrov.

Valery, the Jew, was a big, lively fellow, the center of every conversation and a great talker. He was still a young man, perhaps twenty-four years old, forever recalling his life as an actor and his days in the theater. He had fled from Warsaw when the Germans approached and had come to Chusovoy, but not to work. He and Janocz, the other Pole, were two of the cleverest “con” men in the camp. They would disappear for days at a time, living by their wits, bartering anything and everything, avoiding work at all costs. They returned to the barrack only when they got hungry or needed money. Janocz was a little man with chestnut hair, a former Warsaw businessman, he said, but he was always very vague about the business. (hal. 61)

Detail sekali penggambaran Ciszek tentang seseorang, bangunan, dan situasi. Kita yang suka menulis dapat belajar banyak dari buku ini, belajar menguraikan tampilan seseorang misalnya.

Dari dua orang Polandia itu Ciszek belajar mendapatkan minuman dan makanan murah meriah di Chusovoy dengan cara membeli makanan ketika waktu restoran hendak tutup. Restoran akan bermurah hati menambahkan kentang, daging panggang, sop, whisky, dan lainnya, sungguh sebuah kesempatan baik. Mereka menikmati hal-hal seperti itu sebagai sebuah kemewahan. Mereka masih merayakan ekaristi dengan sembunyi-sembunyi, ketika dua teman Polandia entah sedang di mana dan teman Yahudi sedang antri membeli makanan (yang butuh beberapa lama), mereka bergantian mengunjukkan misa dan menjaga pintu.

Peralatan misa mereka titipkan kepada penjaga rumah yang sangat terharu mendengar cerita Ciszek tentang keluarga fiktifnya. Ciszek sudah terlanjur basah dengan cerita itu, sudah tidak mungkin mengarang cerita lain lagi. Penjaga rumah menjadi sangat membantu menjaga barang-barang yang dititipkan ke mereka.

Di Chusovoy pula mulai ada wajib militer, yaitu ketika Jerman waktu itu menyerbu Rusia sehingga dibutuhan banyak tentara sukarela. Mereka berdua pun harus mengikuti pelatihan wajib militer itu selama tiga atau empat malam setiap minggunya. Mereka harus mempelajari manual peralatan senjata dan ketentuan militer lainnya meskipun hanya mengenakan pakaian kerja sebagai seragamnya. Rusia tampak mulai terasa genting.

Bagian terakhir ini kuambil kutipan langsung saja, biar terlihat bagaimana Ciszek menggambarkan ditangkap. Ceritanya tetap plain, datar, tanpa menyalah-salahkan, tanpa dendam tapi berkesan. Silakan.

In early June, the first rota, or squad, was sent off from the camp at Chusovoy to Leningrad. Leningrad was one of the places that had to be held at all costs if the Germans came. I was informed that my rota would leave for Leningrad on the nineteenth of June. For the first time, it became clear that Nestrov and I were going to be separated, since he had not yet been mobilized. We were not sure what to do. In the end, the decision was not ours to make.

Several nights later, at 3 A.M., the secret police surrounded the barracks. Nestrov and I, along with our roommates—Fuchs, Valery, and Janocz—were arrested as German spies. How many others in the camp were arrested that night I don’t know, but there were a good many.

The young NKVD agent in charge held us at gunpoint while his men searched the room. They found two bottles of Mass wine in the room, a half-pound bag of tooth powder I had bought, a roll of cotton, and some papers on which the caretaker’s little boy had been practicing the alphabet. These items were immediately identified as These items were immediately identified as “bottles of nitroglycerin” (the wine was white), “gunpowder and packing for making bombs”, and the secret ciphers of a “code”. It still sounds ridiculous, but it wasn’t funny that morning at 3 A.M., with the barrack in an uproar and the NKVD holding us at gunpoint. We were allowed to pack a few things, then we were marched off to jail in Chusovoy. (hal.63)

NKVD itu kira-kira polisi rahasia deh. Dan di mana juga polisi itu sama saja, mudah sekali menuduh dengan bukti yang enggak-enggak ya.

Sedang menimbang apakah serial ini akan diteruskan atau tidak. Saya juga mengerti jika banyak mengutip seperti itu atau menceritakan secara detail, ada pelanggaran copyright. Banyak pertimbangan yang harus dilakukan. Tapi jika ada satu pembaca saja yang karena membaca posting ini kemudian membeli bukunya, tolong beritahu di comment ya, saya tentu sangat senang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *